Manusia-Manusia Tersosiologi

Pada umur 18 tahun, ketika saya dinobatkan sebagai salah satu mahasiswa IPB program sarjana Jurusan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat(jurusan ini termasuk gaib bagi saya saat itu). Saya bertanya-tanya, mengapa tuhan memberikan takdir yang agak sedikit menyimpang dari jalan yang biasanya saya lalui(saya waktu SMA notabenenya anak IPA yang terbiasa dengan ilmu-ilmu alam yang materialistik). dan pada saat kuliah, saya harus memanuver otak saya untuk beradaptasi dengan ilmu yang cukup asing bagi saya yaitu ilmu-ilmu dengan ranah sosial (sewaktu SMA, anak-anak dengan jurusan ini direpresentasikan sebagai golongan ke 2 dengan tingkat kenakalan remaja yang cukup merubah guru menjadi tukang pukul). Sosiologi adalah basis ilmu yang menjadi pondasi saya ketika mengarungi bahtera perkuliahan yang kadang membosankan karena harus berjibaku dengan rumusan-rumusan abstrak yang dibuat manusia yang belum tentu benar dan spekulatif.

3 tahun saya mencari jawaban atas takdir tuhan tersebut. Hari ini 15 April 2011 saya menemukan jawaban atas semua pertanyaan itu. Bahwa tuhan men"deploy" saya dilubang ini bukan semata-mata untuk mencari kemegahan ilmu pengetahuan dengan status IPK tinggi plus Gelar Akademis yang menyerupai gerbong kereta atau menjadi aktivis mahasiswa yang tidak realisitis. Namun saya yakin tuhan menjebak saya agar saya mampu belajar menjadi manusia, "Menjadi Manusia".
Sosiologi yang dikemas dengan pemikiran-pemikiran manusia terdahulu yang memberikan gambaran kepada saya bahwa saya tidak hidup sendirian di dunia ini. saya hanyalah bagian kecil dari suatu sistem (menurut para struktural fungsionalis) yang bergerak dalam keseimbangan dinamis dan percepatan suatu momentum perubahan. saya melihat orang-orang berpendapat dan mempertahankan pendapat demi apa yang dianggapnya benar, dan kemudian saya bertanya kepada diri saya, benarkah Kebenaran itu ada?

Hampir Tersesat
Saya kemudian berhipotesa bahwa kebenaran itu hanyalah ilusi, semua itu hanyalah pembenaran manusia semata. Hati saya berkecamuk dalam ketidakpastian. Lambat saya berfikir, dan saya merasa bahwa tuhan mendekati saya seraya berkata, "Kebenaran itu Milik-Ku". dan hingga saat ini saya percaya bahwa satu-satunya kebenaran adalah Tuhan dan semua Firmannya yang dimanifestasikan sebagai Agama atau kepercayaan.

Perlahan Logika mulai membunuh saya. Bagaimana tidak, ranah agama itu tidak bisa disamakan dengan ranah ilmu pengetahuan yang bisa dijelaskan secara logis dan sistematis. Bahkan Tuhan saja tidak tampak?, realistiskah itu?, hati saya berkecamuk kembali. Semakin saya mempertanyakan keberadaan Tuhan, ternyata saya semakin dekat dengan-Nya,semakin saya merasakan bahwa Tuhan hadir dan membantu saya menyelesaikan masalah dengan cara-Nya yang diluar logika saya. Saya percaya bahwa Tidak perlu nalar untuk memahami Tuhan namun yang paling penting adalah suatu keyakinan (baca :iman) untuk mengerti dan memahami, dan kemudian pemahaman-pemahaman itu merekonstruksi diri saya.

Dan saya mengerti sekarang, Mengapa saya harus memahami sosiaologi, Tuhan memberikan jalan ini kepada saya agar saya lebih bijaksana dalam memahami kehidupan. bahwa kebenaran itu hanyalah Milik-Nya dan saya harus mampu melihat semua realitas lebih dekat tanpa harus menuduh, menghujat, mengkritik, ataupun menyalahkan, karena saya yakin setiap manusia bertindak sesuai apa yang ia anggap benar dan ia yakini. saya tidak berhak melakukan "hukuman sosial" jika orang lain bertindak berbeda dengan pemikiran saya.

karena itulah saya paham. Sosiologi sebenarnya menginginkan agar manusia yang mempelajarinya mampu menjadi manusia yang bijak karena mampu memahami dan menganalisa lebih dalam sesuai realistas yang ada secara holisitik tanpa harus memberikan interpretasi berlebihan terhadap manusia. dan yakinlah bahwa kebenaran hanyalah utopia belaka yang direkonstruksi.

"balajarlah menjadi manusia. jika engkau bosan memperlajari tentang manusia"

0 komentar:

Posting Komentar

    Merah Putih Clothing & Design

Pamplet Bulan April

Pamplet Bulan April

Kampus

Institut Pertanian Bogor